Penulis : Usmar/ Alumni Kelas Khusus MIPA BPG Angkatan Pertama (1989-1990), asal sekolah SMA Negeri 1 Watampone (Sekarang SMA Negeri 1 Bone); Dosen Fakultas Farmasi, Universitas Hasanuddin
Pada akhir Januari 2025 nanti, suatu komunitas yang
menamakan diri Alumni Kelas Khusus BPG Sulawesi Selatan, akan menggelar
rangkaian acara Silaturrahim Nasional yang dipusatkan di lokasi BPG
(Balai Penataran Guru), yang sekarang bernama BBPMP (Balai Besar
Penjaminan Mutu Pendidikan).
Sebagian masyarakat mungkin bertanya, apa itu Kelas Khusus
BPG?
Berawal dari keprihatinan akan nilai hasil UMPTN (Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri) lulusan Sekolah Menengah Tingkat Atas (SMA) dari Sulawesi Selatan pada tahun 1989 yang sangat memalukan, yang secara rata-rata nasional berada pada peringkat 26 dari 27 provinsi waktu itu, yang dapat dianggap sebagai aib dunia pendidikan provinsi, maka otoritas pelaksana pendidikan, dalam hal ini Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Kanwil Depdikbud) Provinsi Sulawesi Selatan, menyelenggarakan berbagai program dalam rangka meningkatkan (mendongkrak) kualitas pendidikan di Provinsi Sulawesi Selatan. Salah satu programnya adalah pelaksanaan Lomba Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) untuk siswa SMA Program A1 dan A2 di setiap kabupaten/kodya (kota madya), di awal tahun ajaran 1989/1990. (Sebagai tambahan informasi, bahwa sesuai kurikulum pendidikan SMA di era akhir 1980-an hingga awal 1990-an, siswa SMA dibagi ke dalam jurusan/program peminatan, yaitu Program A1 – Ilmu-ilmu Fisika, Program A2 – Ilmu-ilmu Biologi, Program A3 – Ilmu-ilmu Sosial, dan Program A4 – Ilmu-ilmu Budaya; yang belakangan kembali berubah menjadi Jurusan IPA dan Jurusan IPS/Bahasa, sebagaimana di era sebelumnya.).
Dari hasil lomba MIPA tingkat kabupaten/kodya tersebut, maka peserta dengan nilai peringkat 3 teratas dipilih untuk dididik di tingkat provinsi dengan nama Program Kelas Khusus MIPA. Dengan surat dari Kepala Kanwil Depdikbud Provinsi Sulawesi Selatan, Nomor 1245/I06/I/1989, tertanggal 28 September 1989, yang ditandatangani oleh Kepala Kanwil waktu itu, Drs. Aminuddin Machmud, melalui kepala sekolah masing-masing, mereka diundang untuk mengikuti program tersebut di Ibukota Provinsi Sulawesi Selatan, yang waktu itu masih bernama Ujung Pandang, dilaksanakan di Balai Penataran Guru (BPG) Ujung Pandang, dan dididik oleh guru-guru inti yang ditugasi. Di dalam undangan tersebut, terdaftar sebanyak 70 orang siswa-siswi terbaik, yang berasal dari berbagai SMA Negeri dan Swasta se-Sulawesi Selatan (waktu itu Sulawesi Barat masih gabung).
Pada proposal yang terlampir bersama dengan surat tersebut, tercatat hal-hal sebagai berikut:
I.
Dasar
1.
Pelaksanaan
Lomba MIPA tingkat SLTA Program A1 dan A2 se-Sulawesi Selatan
2.
Pemilihan
peserta terbaik hasil lomba MIPA SMA dari Kabupaten dan Kodya
II.
Tujuan
1.
Agar
peserta yang sudah merupakan siswa terbaik dari Kabupaten/Kodya dapat lebih
meningkatkan diri menghadapi UPTN yang akan datang.
2.
Siswa
kelas ini juga merupakan calon siswa keluar negeri apabila ada
permintaan bantuan biaya siswa keluar negeri.
3.
Agar
para siswa dalam kelompok kelas khusus yang dibimbing langsung oleh instruktur
dapat berperan secara aktif dalam upaya peningkatan mutu.
III.
Peserta
1.
Kelompok
belajar terdiri dari 2 kelas, masing-masing 35 orang.
2.
Siswa
adalah pilihan terbaik dari Kabupaten/Kodya.
3.
Siswa
yang dipilih telah duduk di kelas III pada tahun ajaran 1989/1990
4.
Siswa
berasal dari program A1 atau program A2
IV.
Tim
Pengajar
1.
Kelas
khusus ini dibimbing dan diasuh oleh tim pengajar dari instruktur/asisten
instruktur, guru inti/ass. guru inti dari IPA, Matematika, Bahasa Inggris,
Bahasa Indonesia dan instruktur lain non PKG.
2.
Tim
pengajar mengajar bidang studi menurut bidang keahlian masing-masing.
V.
Pengelola
Kelas Khusus
1.
Kepala
kelas khusus : Drs. Ibrahim Machmud, Kepala Bidang Pendidikan Menengah Umum
2.
Pembantu : 2 – 3 orang (akan
ditentukan kemudian)
VI.
Tempat
dan Waktu Belajar
1.
Tempat
belajar : Balai Penataran Guru
(BPG) U.Pandang, Jl. Andi Pettarani Gunung sari baru
2.
Waktu
belajar : Jam 7.30 – 12.30 dan
15.00 – 17.15
3.
Hari
Sabtu : Pelajaran diisi
dengan Ko.Kurikuler atau ekstra kurikuler
VII.
Akomodasi/Konsumsi
1.
Selama
belajar di BPG Ujung Pandang, siswa tidak diberi biaya akomodasi/konsumsi, jadi
masing-masing siswa mencari penginapan sendiri, dan sebaiknya yang dekat dengan
BPG.
2.
Dianjurkan
agar bisa tinggal di rumah keluarga sendiri.
VIII.
Status
Siswa
1.
Status
siswa selama mengikuti kelas khusus, secara administratif tetap menjadi siswa
dari SMA Negeri atau SMA Swasta dimana siswa belajar.
2.
Setelah
menjelang waktu pelaksanaan EBTANAS maka siswa akan dikembalikan ke sekolah
masing-masing.
IX.
Lain-lain
1.
Hal-hal
yang belum tercantum dalam penjelasan dan persyaratan ini akan ditentukan
kemudian.
2.
Rencana
waktu pembukaan kelas khusus tanggal 16 Oktober 1989, jam : 8.00 pagi bertempat
di BPG Ujung Pandang.
Kami yang mendapat undangan tentunya menyambut gembira dan bangga mendapat kepercayaan tersebut. Kegembiraan dan kebanggan tersebut ikut menular kepada orang tua dan keluarga di kampung. Hingga pada Hari Senin, 16 Oktober 1989, kami hadir di BPG Ujung Pandang untuk mengikuti pembukaan kelas khusus. Namun, pada kenyataannya, ada beberapa nama yang tercantum di undangan tersebut tidak hadir. Salah satu alasan ketidakhadiran mereka adalah point VII dalam proposal (segaja penulis menebalkan tulisannya). Ada juga yang sempat hadir di pembukaan, namun beberapa hari kemudian mereka juga menghilang/kembali ke sekolahnya karena alasan point VII tersebut. Berapa hari setelah pembukaan, rupanya datang peserta baru sebagai peserta pengganti.
Kami yang masih bertahan terus melanjutkan program ini dengan penuh suka duka. Ada tinggal di asrama BPG, ada yang tinggal di rumah kerabat (sebagaimana penulis). Dalam perjalanan program ini selama sekitar 1,5 semester, meskipun peserta angkatan pertama tidak mendapatkan bantuan biaya akomodasi dan konsumsi, tetapi mendapatkan bantuan buku tulis dan buku paket yang didominasi buku terbitan ERLANGGA.
Program kelas khusus angkatan pertama ini berlangsung hingga Maret 1990, tepatnya pada hari Sabtu, tanggal 24 Maret 1990, dan sebagaimana isi proposal tesebut di atas, kami dikembalikan ke sekolah masing-masing untuk persiapan mengikuti Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional (EBTANAS), dan Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UMPTN) yang dicita-citakan. Para peserta mendapatkan sertifikat yang saat penutupan belum dibagikan, tetapi harus diambil langsung di Kanwil Depdikbud Sulsel, Jl Perintis Kemerdekaan, Tamalanrea, Ujung Pandang.
Adapun evaluasi pelaksanaan kelas khusus MIPA angkatan pertama ini tidak pernah disampaikan secara resmi kepada para mantan peserta, namun berdasarkan evaluasi mandiri dari pengumuman UMPTN 1990, sebagian besar berhasil lulus UMPTN, namun ada juga teman kami yang belum beruntung kala itu. Namun demikian bagi kami, mendapatkan kesempatan mengikuti program kelas khusus, adalah pengalaman yang sangat berharga dan berkesan dalam hidup kami.
Pemerintah provinsi dalam hal ini Kanwil Depdikbud Provinsi Sulawesi Selatan rupanya tetap melanjutkan program ini hingga beberapa angkatan kemudian, yang bukan hanya khusus untuk siswa kelompok MIPA saja tetapi juga merekrut siswa kelompok IPS/Bahasa, dengan fasilitas yang lebih baik, yang konon ada yang mendapatkan bantuan uang saku di samping buku paket.
Alumni program kelas khusus ini telah tersebar di berbagai bidang pengabdian, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Akhirnya penulis mengucapkan SELAMAT MELAKSANAKAN SILATURRAHIM NASIONAL. Semoga sukses selalu dalam mengabdi kepada bangsa dan negara, serta agama. Aamiin.
Makassar, 7 Januari 2025
Assalamualaikum Pak Usmar,
ردحذفsaya Syamsu Alam wakil dari SMA 372 Mare Kabupaten Bone
Wa alaikumussalam. Oh, Pak Syamsu, sudah lama kita cari-cari. Ada grup alumni 1990. Mohon info no. HPnya.
حذفAtau mohon kontak saya di 08124155721
حذفأزال المؤلف هذا التعليق.
ردحذفإرسال تعليق