Berkunjung Ke Ponpes Nahdliyin Bone,Ketum GP ANSOR Hunus Badik,Ada Apa Ya....???

BONE,PILAR TERKINI.COM,- Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) GP Ansor, Gus Addin Jauharudin melakukan kunjungan di Kabupaten Bone pada Sabtu (20/07/24).  Gus Addin yang terpilih sebagai pimpinan tertinggi di kepungurusan GP Ansor pusat pada Februari 2024 lalu memiliki beberapa agenda dalam kunjungan ke Bumi Arung Palakka. Gus Addin bersama rombongan akan meresmikan gedung Aula H Mahbub Djunaidi di Kompleks Pesantren Nahdliyin Agrobisnis Gunung Lerang.  Selanjutnya, ia akan melakukan pertemuan khusus dengan Ketua GP Ansor se Sulawesi Selatan. 


Ada yang menarik dalam sesi sambutan di rangkaian kegiatan peresmian Gedung Serba Guna Aula H.Mahbub Djunaidi tersebut,Mantan Ketua Umum PB PMII tersebut setelah meresmikn aula tersebut dengan menandatangani prasasti, Ulama Sepuh Bone yang Juga Mustasyar Nahdlatul Ulama Bone KH.Drs.Andi Sulaiman Rafi Menyerahkan Sebuah Badik Raja khas Bone kepada Gus H.Addin Jauharuddin, sontak dengan gagah Gus Addin menghunus badik tersebut didepan ribuan hadirin yang hadir dalam kegiatan tersebut sembari mendengarkan pesan petuah dari ulama sepuh bone bahwa sesungguhnya badik merupakan simbol keberanian, sebab Manusia Bugis memiliki prinsip bahwa “binasai tau maccae narekko degaga awaraningenna, binasa toi to waranie narekko degaga amaccangenna" binasalah kecerdasan tanpa keberanian, begitu pula keberanian tanpa kecerdasan akan binasa" 


Sementara itu,Ketua Yayasan Nahdliyin Latemmasonge,Andi Tansi,S.PdI,M.PdI saat dikonfirmasi mengatakan sengaja menghadiahi Badik Khas Bone Tersebut kepada Sahabatnya itu,”itu sebagai simbol “Awaraningeng” (Keberanian red) sebagai pelengkap kecerdasan beliau, mengingat beliau (Gus Addin Red) saya kenal sebagai sahabat yang kini menjelma menjadi tokoh Muda Nasional yang dimiliki oleh bangsa ini,selain nilai kepemimpinan dan managerial beliau juga merupakan sosok intelktual muda yang dari dulu konsisten dalam mengawal issu issu kemandirian ekonomi melalui pemberdayaan Masyarakat pesantren,ucapnya.



Andi Tansi Melanjutkan nama badik ini adalah badik raja, dalam sejarah tidak ditempah sebuah badik sejenis ini kalau bukan seorang raja yang memesan, badik raja adalah badik khas bugis bone 


 Apa Itu Badik (Kawali ) RAJA?

Indonesia terdiri dari beragam suku dan budaya. Satu di antaranya Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) yang memiliki beberapa suku besar, yakni suku Bugis, Makassar, dan Toraja.Meski ketiga suku besar di Sulsel tersebut memiliki ragam tradisi yang berbeda, ada satu yang sama. Yakni, senjata khas yang kemudian disakralkan bernama badik. Senjata tradisional ini juga digunakan suku Mandar di Sulawesi Barat atau Sulbar (pemekaran Provinsi Sulawesi Selatan).


Badik bagi ketiga suku besar di Sulsel tersebut dianggap fungsinya sama, selain dianggap sebagai benda pusaka juga pelindung. Badik digunakan untuk membela harga diri baik sifatnya individu maupun keluarga. Harga diri bagi masyarakat Sulsel dan Sulbar secara umum disebut dengan istilah Siri atau Siri' Na Pacce."Budaya Siri sudah menyatu dalam tingkah laku masyarakat Sulsel yang terdiri dari tiga suku besar tadi, yakni Bugis, Makassar dan Toraja," ucap Inno seorang tokoh Pemuda Pemerhati budaya yang juga ketua LESBUMI NU Kabupaten Bone, Sulsel, kepada Pilar Terkini.Com, Senin (22/07/2024).


Menurut Inno yang merupakan asli suku Bugis tersebut, dahulunya badik tak bisa lepas dari pinggang seseorang ke mana pun ia pergi. Demikian juga ketika mereka merantau, badik menjadi barang sakral yang wajib ikut dan menemani dalam perantauan."Apalagi badik pusaka leluhur, tentunya selain digunakan sebagai jaga diri dari gangguan orang jahat, badik demikian dianggap bisa menolak bala, nah badik pusaka masih diyakini dapat menjadi azimat dan berpengaruh ke arah baik atau buruknya bagi pemilik atau pemegang badik tersebut," ujarnya


Masyarakat Bugis Bone, lanjut Inno, memiliki macam jenis badik khas. Namun, yang paling dikenal dan disakralkan di Bone adalah badik jenis RAJA. Badik ini dahulunya hanya digunakan oleh seorang raja atau bangsawan."Badik RAJA adalah badik Raja Bone yang paling disakralkan dan hampir di setiap acara adat masyarakat Bone, badik RAJA selalu hadir dalam rangkaian diantaranya pencucian badik pusaka raja Bone maupun acara tradisi tolak bala di Bone, Badik RAJA menurut Inno, akrab disebut oleh masyarakat Bugis Bone dengan nama kawali. Badik ini asalnya dari daerah bagian selatan Kabupaten Bone yang disebut Kampung Kajuara.


Berdasarkan cerita dan keyakinan masyarakat Kajuara, imbuh dia, badik RAJA milik raja tersebut dibuat langsung oleh makhluk halus dan pembuatannya pun di malam hari."Orang di Kajuara, Bone percaya badik raja (gecong) dibuat oleh makhluk halus. Di mana pada malam hari pembuatannya hanya didengar suara palu yang terus berbunyi bertalu-talu hingga jelang pagi.




Iye kak,Pada umumnya, badik RAJA yang pada masa lalu hanya digunakan oleh raja maupun bangsawan suku Bugis Bone tersebut berbahan besi dan bajanya berkualitas tinggi serta mengandung meteorit yang tampak menonjol pada permukaannya."Badik RAJA ini mempunyai pamor yang disebut oleh masyarakat Bugis sebagai timpalaja atau mallasoancale yang letaknya dekat hulunya. Bahannya pun dari besi baja yang berkualitas tinggi serta mengandung meteorit yang menonjol di permukaan," 


Inno Menjelaskan,badik RAJA diambil dari nama daerah RAJA di kajuara kab. Bone (*RKS_Bone)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama